Text
Pesan Damai Idul Fitri
Hiruk-pikuk puasa Ramadhan sejauh ini baru menyentuh tataran formalistik dan soramonial. la bolum dipahami makna dan kandungannya yang paling dalam untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Karenanya masih banyak orang yang borpuasa hanya untuk mendapatkan rasa haus dan lapar, tidak lebih. Inilah yang dikhawatirkan oleh Rasulullah Muhammad SAW., Kam min sha'imin laisa lahu min shiyamihi illal-ju'u wal athasy. Apa saja yang perlu dilakukan agar puasa Ramadhan menjadi lebih bermakna? Bermakna bagi diri pribadi orang yang berpuasa. masyarakat luas, bahkan bagi kehidupan bumi di mana umat manusia dan makhluk lainnya menumpang hidup.rnrnDalam buku ini Anda dapat membaca tulisan-tulisan menarik dengan gaya bahasa yang santai dan cerdas. Tulisan istimewa buah karya para intelektual dan ulama Indonesia terkemuka, antara lain: Nurcholish Madjid, Azyumardi Azra, Kuntowijoyo, Emha Ainun Nadjib, KH. M. Cholil Bisri, Mohammad Sobary, Abdul Munir Mulkhan, Andi Hakim Nasoetion, Komaruddin Hidayat, Sulastomo, Masykuri Abdullah, dan lain-lain. Juga yang tidak kalah istimewa adalah tulisan cendekiawan-cendekiawan muda, antara lain: Budhy Munawwar- Rachman, Sukidi, Ulil Abshar Abdalla, Zuly Qadir, Abd. A'la, dan sebagainya. Banyak ide-ide "menantang" yang ditawarkan untuk dikaji lebih jauh, tanpa terburu untuk menyimpulkan dan menghakimirnrnBuku Pesan Damai Idul Fitri ini diharapkan dapat ikut andil dalam mewujudkan kehidupan umat manusia yang damai di bumi ini. Damai dengan Tuhan, damai dengan diri sendiri, damai dengan sesama manusia tanpa memandang SARA, damai dengan alam dan lingkungan sekitar. Dengan demikian bumi akan menjadi bayang-bayang surga. Kedamaian dirasakan oleh semua orang yang memiliki kebersihan jiwa dan kebeningan hati. Disadari bahwa semua agama yang ada di bumi ini mengajarkan damai dalam arti yang sangat luas. Mengapa tidak kita tebarkan DAMAI di bumi? Siapa lagi kalau bukan kita? Kapan lagi kalau bukan sekarang?"
| 000502 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain