Text
Mengenang Kiai Tholhah: 100 Hari Kepergian Prof. Dr. K.H. M. Tholhah Hasan
Saya sedih hati ditinggalkan Al Maghfurlah KH. M. Tholhah Hasan. Tetapi tetap bergembira atas peninggalan yang diberikan oleh beliau kepada masyarakat. Khususnya pribadi saya yang berbentuk rohaniyah, ilmiyah, dan akhlakiyah yang tidak pernah habis tidak pernah terlupakan.rnrnKH. Basori Alwi, Pengasuh PIQ (Pesantren Ilmu al Qur'an) SingosarirnrnSebagai juru dakwah, Kiai Tholhah selalu menyampaikan materi dakwah dengan bahasa lugas namun dengan nalar yang luas sehingga dapat diterima oleh kalangan awam maupun kaum intelektual.rnrnKH. Syukron Ma'mun, Pengasuh PP. Daarul Rahman JakartarnrnPelajaran kepada pemuda sakarang, bahwa Kiai Tholhah adalah sosokrnrnyang manut dan taat kepada KH. Masjkur, sehingga menjadi bekal dirnrnkemudian hari menjadi sosok yang mewarisi kepribadian KH. Masjkur.rnrnHingga detik ini, isyaroh itu benar-benar beliau kerjakan dengan baik.rnrnKH. Munsif Nachrowi, Pendiri IPNU & PMII, Pengasuh Pesantren BungkukrnrnKiai Tholhah adalah Kiai yang bertangan dingin dalam dunia pendidikan. Lembaga pendidikan yang beliau tangani, semua maju. Kiai Tholhah adalah Kiai idealis & berpegang pada prinsip. Beliau itu pemimpin semua kalangan.rnrnIr. KH. Sholahuddin Wahid, Pengasuh Pesantren Tebuireng JombangrnrnBukan saja beliau itu Kiai yang Profesor, tapi juga Rektor dan Menteri Agama, serta Wakil Rais Aam. Apapun posisi dan perannya, Kiai Tholhah selalu memberikan yang terbaik untuk umat. Teladan bagi kita semua!rnrnProf. Dr. H. Nadirsyah Hosen, M.A., Ph.D., Rais Syuriah PCINU Australia
| 000528 | Tersedia | ||
| MEN0THO1 | Tersedia | ||
| MEN0THO2 | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain