Text
Pudarnya Pesona Cleopatra
Subhanallah! Mengikuti dua novel mini dalam buku ini hatiku serarnteraduk-aduk. Ada cekam keharuan yang mendalam. Ada rindu dendarncinta suci karena llahi. Ada senyum kebahagiaan sejati. Semua berkelebarnGerimis aku dibuatnya. Ah, Raihana, andai kau Cleopatra....rnSirsaeba Alafsana, Penulis Buku Kado Ulang Tahun Kekasihklrnľak terasa air mataku mengalir, dadaku sesak oleh rasa haru yangrnuar biasa. Tangisku meledak. Dalam isak tangisku, semua kebaikarrnRaihana selama ini terbayang. Wajahnya yang teduh dan baby facernpengorbanan dan pengabdiannya yang tiada putusnya, suaranya yangrnlembut, tangisnya mengalirkan perasaan haru dan cinta. Ya, cinta ittrndatang dalam keharuanku. Dalam keharuan terasa ada hawa sejuk tururrndari langit dan merasuk dalam jiwaku. Seketika itu, pesona kecantikarrnCleopatra memudar.rnSegera kukejar waktu untuk membagi cintaku pada Raihana. Membagrninduku yang tiba-tiba memenuhi rongga dada. Air mataku berderairnderai. Kukebut kendaraanku. Kupacu kencang diiringi derai air matarnyang tiada henti menetes di jalanan. Aku tak peduli. Aku ingin segerarnsampai dan melupakan semua rasa cinta ini padanya. Padanya yangrnberhati mulia. Begitu sampai di halaman rumah mertua, nyaris tangisktrnneledak. Kutahan dengan mengambil nafas panjang dan mengusap ailrnmata. Melihat kedatanganku, ibu mertua serta merta memelukku danrnmenangis tersedu-sedu. Aku jadi heran dan ikut menangisrnMana Raíhana, Bu?"rnIbu mertua hanya menangis dan menangis. Aku terus bertanya aprnMArnsebenarnya yang terjadi.rnJL RornIstrimu, Raihana...Istrimu dan anakmu yang dikandungnya..rn"Ada apa dengan dia?"rn"Dia..."
Tidak ada salinan data
Tidak tersedia versi lain